Kamis, 14 Januari 2016

sistem suspensi

SYISTEM SUSPENSI PADA KENDARAAN

Chassis pada mobil meliputi suspensi yang menopang axle, kemudi untuk mengatur arah kendaraan, roda, ban dan rem untuk menghentikan jalannya kendaraan. Sistem system berpengaruh langsung terhadap kenikmatan berkendaraan, stabilitas dan lain sebagainya. Sistem rem digunakan untuk mengurangi atau menghentikan jalannya kendaraan dan mempertahankan posisi kendaraan pada saat diparkir.
1. SUSPENSI




Sistem suspensi terletak diantara body kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan dan stabilitas berkendaraan serta memperbaiki kemampuan cengkram roda terhadap jalan. Suspensi terdiri dari pegas, shock absorber, stabilizer dan sebagainya. Pada umumnya suspensi dapat digolongkan menjadi suspensi tipe rigid (rigid axle suspension) dan tipe bebas (independent suspension). Suspensi menghubungkan body kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi sebagai berikut :
1. Menyerap getaran, kejutan dari permukaan jalan, sehingga menambah kenyamanan bagi penumpangnya..
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda.
3. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan roda-roda.
  
2. KOMPONEN UTAMA
PEGAS
Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda agar tidak diteruskan ke body kendaraan secara langsung. Disamping itu untuk menambah kemampuan cengkram ban terhadap permukaan jalan.
Ada tiga tipe pegas, yaitu
1. Pegas Koil (Coil Spring), dibuat dari batang baja khusus dan berbentuk spiral.











2. Pegas Daun (Leaf Spring), dibuat dari bilah baja yang bengkok dan lentur.















3. Pegas Batang Torsi (torsion bar spring), dibuat dari batang baja yang elastis terhadap puntiran. 

SHOCK ABSORBER


Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan akan cenderung beroskilasi naik turun pada waktu menerima kejutan dari jalan. Akibatnya berkendaraan menjadi tidak nyaman. Untuk itu shock absorber dipasang untuk meredam oskilasi dengan cepat agar memperoleh kenikmatan berkendaraan dan kemampuan cengkeram ban terhadap jalan.Di dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber. Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya dihasilkan oleh adanya tahanan aliran minyak karena melalui orifice (lubang kecil) pada waktu piston bergerak.
  
Tipe Shock Absorber
Shock absorber dapat digolongkan menurut cara kerjanya, kontruksi, dan medium kerjanya.
1) Menurut Cara Kerjanya
  1.         Shock absorber kerja tunggal (single action), Efek meredam hanya terjadi pada waktu shock absorber berekspansi. Sebaliknya pada saat kompresi tidak terjadi efek meredam.
  2.         Shock absorber kerja ganda. (Multiple action), Baik saat ekspansi maupun kompresi absorber selalu bekerja meredam. Pada umumnya kendaraan sekarang menggunakan tipe ini.
 2) Menurut Konstruksi
  1.         Shock absorber tipe twin tube, di dalam shock absorber tipe ini terdapat pressure tube dan outer tube yang membatasi working chamber (silinder dalam) dan reservoir chamber (silinder luar).
  2.         Shock absorber tipe mono-tube di dalam shock absorber hanya terdapat satu silinder (atau tanpa reservoir).
 3) Menurut Media Kerjanya
  1.         Shock absorber tipe hidraulis, di dalamnya hanya terdapat minyak shock absorber sebagai medium kerja.
  2.         Shock absorber berisi gas adalah absorber hidraulis yang diisi dengan gas. Gas yang biasanya digunakan adalah  nitrogen.
    Ball joint menerima beban vertikal maupun lateral. Disaamping itu juga berfungsisebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan membelok. Di bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada setiap interval tertentu gemuk harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide lithium base.

    PENTING
    Untuk menambah gemuk, lepaskan screw plug kemudian pasangkan fitting gemuk Setelah pengislan gemuk selesal, pastikan gantl fitting gemuk dengan screw plug. Pada tipe ball Joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan penggantian gemuk.
STABILIZER BAR

Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat kendaraan membelok. Disamping itu untuk meningkatkan traksi ban. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah diikat ke frame atau body pada dua tempat melalui bushing. Bila roda kanan dan kiri bergerak ke atas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan jarak yang sama, stabilizer bar harus bebas dari puntiran. Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer spring) tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner) mengembang. Akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke atas dan ujung lainnya bergerak ke bawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan terhadap puntiran ini berfungsi mengurarg body roll dan memelihara body dalam batas Kemiringan yang aman. Seperti diperlihatkan pada gambar di bawah, salah satu ujung strut bar dipasang pada lower suspension arm dan ujung lainnya diikat ke bracket strut bar yang diikatkan ke body atau cross member melalui bantalan karet. Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau dorongan akibat terjadinya pengereman. 







LATERAL CONTROL ROD



Lateral control rod dipasang diantara axle dan body kendaraan. Tujuannya untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping.

BUMPER










Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang atau tonjolan besar, pegas mengerut dan mengembang secara berlebihan. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan komponen lainnya. Untuk itu bounding dan rebounding bumper dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain pada waktu pegas mengerut dan mengembang di luar batas maksimumnya.
  
3. OSKILASI BODY
PITCHING
Pitching adalah gerakan atau bergoyang bagian depan dan belakang kendaraan ke atas dan ke bawah terhadap titik pusat grafitasi kendaraan. Gejala ini terjadi ketika kendaraan melalui jalan yang bertonjolan atau lubang. Disamping itu pitching mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya lemah.
  
ROLLING
Bila kendaraan membelok atau melalui tonjolan jalan, maka pegas pada satu sisi kendaraan mengembang dan pegas pada sisi lainnya mengerut. Keadaan ini mengakibatkan body rolling pada arah samping (sisi ke sisi).
  
BOUNCHING
Bounching adalah gerakan naik turun body kendaraan secara keseluruhan. Gejala ini mungkin terjadi pada kecepatan kendaraan tinggi dan pada jalan bergelombang, demikian pula bila pegas suspensi lemah.
  
YAWING
Yawing adalah gerakan body kendaraan mengarah memanjang ke kanan dan ke kiri terhadap titik berat kendaraan. Yawing kemungkinan terjadi pada jalan yang menyebabkan pitching.
  
4. TIPE DAN KARAKTERISTIK SUSPENSI
Menurut konstruksinya suspensi dapat digolongkan menjadi dua tipe.
1. Rigid suspension. Pada suspensi tipe rigid, roda kiri dan kanan dihubungkan oleh axle tunggal.

2. Independent suspension. 

Pada suspensi model bebas (independent suspension), masing-masing pada roda kiri dan kanan bergerak bebas (independen).
Pada suspensi rigid axle (rigid axle suspension), roda kiri dan kanan dihubungkan oleh axle tunggal. Axle dihubungkan ke body dan frame melalui pegas (pegas daun atau pegas koii). Suspensi rigid banyak digunakan pada roda depan dan belakang bus dan truck dan pada roda belakang mobil penumpang. Hal ini karena konstruksinya kuat dan sederhana.Pada suspensi model bebas (independent suspension, roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada axle tunggal. Kedua roda dapat bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi. Biasanya suspensi model bebas ini digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truck kecil. Sekarang suspensi model bebas digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang. Perbedaan besar antara suspensi depan dan belakang disebabkan roda depan dapat membelok. Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yang tidak rata, roda-rodanya menerima gaya dari permukaan jalan. Suspensi berfungsi menyerap gaya-gaya ini agar kendaraan berjalan sesuai dengan arah yang diinginkan. Disamping itu untuk mencegah roda bergoyang, bergerak ke arah depan, belakang, samping, secara berlebihan, atau merubah kemiringan roda, hal ini akan mempengaruhi kestabilan kendaraan. Karena faktor inilah suspensi model bebas sering digunakan pada roda depan. Sebagai contoh suspensi model bebas adalah tipe Macpherson strut dan tipe double wishbone.

TIPE MACPEHERSON STRUT






Suspensi tipe ini banyak digunakan pada roda depan.  Konstruksi dari suspensi tipe strut adalah : lower arm, strut bar, stabilizer bar dan strut assembly. Ujung lower arm dipasang pada suspension member melalui bushing karet dan dapat bergerak naik turun. Ujung lainnya dipasang ke steering knuckle arm melalui ball joint. Sebagai bagian dari suspension linkage, shock absorber berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan menopang berat kendaraan. Bagian atasnya dipasang pada fender apron melalui bantalan karet dan bearing. Bagian bawah strut diikat dengan baut pada steering knuckle


TIPE MACPHERSON STRUT DENGAN LOWER ARM BERBENTUK L



Ada beberapa macam bentuk lower arm yang digunakan untuk menopang roda dan bodi kendaraan. Diantaranya adalah bentuk lower arm berbentuk L. bentuk ini ada yang digunakan pada kendaraan yang mesinnya di depan dan penggeraknya roda depan. Lower arm bentuk L in! diikat pada body pada dua tempat melalui bushing dan ke steering knuckle melalui ball joint. Keuntungannya dapat menahan gaya dari arah samping maupun arah depan belakang sehingga tidak perlu menggunakan strut bar.


TIPE DOUBLE WISHBONE DENGAN PEGAS KOIL




Suspensi model bebas ini banyak digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truck kecil. Konstruksinya adalah roda dipasang pada body melalui dua lengan suspensi (upper dan lower arm). Shock absorber dan pegas koil dipasang diantara kedua arm tersebut di atas, steering knuckle dan frame. Salah satu ujung arm dipasang pada body atau frame melalui bushing, dan ujung lainnya pada steering knuckle melaui ball joint. Bagian atas shock absorber diikat pada body atau frame, dan bagian bawahnya ke lower arm. Pegas koil terletak diantara lower arm dan body.



sistem pengapian

SISTEM PENGAPIAN

Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi mcmbakar campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasiikan daya mekanik akibat pembakaran tersebut

memperlihatkan konstruksi sistem pengapian yang menggunakan batere sebagai sumber listriknya, disebut sebagai sistem pengapian batere

1. Komponen komponen sistem pengapian
a. Batere
Batere sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (l2 V) untuk coil.

b. Kunci kontak
Pada sistem pengapian, kunci kontak berfungsi menghubungkan memutuskan aliran listrik dari batere ke ignition coil.

c. Ignition coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang diterima dari  batere menjadi tegamgan tinggi (10,000 — 20.000 volt) yang diperlukan untuk pengapian. Untuk mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat dua kumparan, yaitu:


1) Kumparan primer (primary coil)
Kumpamn primer berfungsi menimbulkan medan magnet pada signition coil, sehingga menghasilkan induksi pada kumparan kumparannya. Ciri dari kumparan primer ini adalah yang penampangnya besar tetapi gulungannya sedikit (150 - 300 lilitan) dan berada di sebelah luar kumparan sekunder.


2) Kumparan sekunder (secondary coil)
Kumparan sekunder berfungsi menginduksi tegangan menjadi lebih tinggi yang selanjumya dialirkan ke busi untuk menimbulkan pecikan api. Ciri dari kumparan ini mempunyai penampang kecil dengan lilitan yang sangat banyak (15.000 — 30.000 lilitan) dan berada disebelah dalam lilitan primer.


Kedua kumparan tersebut melilit pada inti besi (core) yang terbuat dari baja silikon tipis yang digulung ketat. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Salah satu ujung kumparan primer dihubungkan dengan termnal negatif primer, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan dengan
terminal positif primer.

Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa, di mana salah satunya dihubungkan dengan kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer, sedang ujung yang lain dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas.

d. Distributor
Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus yang  bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi - busi yang terdapat pada setiap silinder.

Secara khusus fungsi distributor dapat dibagi menjadi
4 bagian, yaitu bagian pemutus arus, bagian distributor, governot advancer, dan vacum advancer

1) Bagian pemutus arus

Terdiri atas breaker point (contact point) nok (camlobe)  dan kondensor.
- Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil.


- Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point agar dapat
memutus dan menghubungkan arus listrik pada kumparan primer
coil. Konstruksi breaker poin dan nok (camlobe) ditunjukan
pada


- Kondensor
berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point.


Terbakamya kondensor sering juga terjadi karcna kondensor yang dipakai tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya normal.

Kapasitas kondensor diukur dalam mikro farad
2) Bagian distributor
Bagian distributor berfungsi membagi-bagikan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder pada  ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder. Bagian ini terdiri atas tutup distributor dan rotor.

3) Bagian governor advancer
Bagian ini berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin.
 mcmperlihatkan keadaan
(a) governor advancer sebelum bekerja dan (b) saat bekerja.

4) Bagian vacum advancer
Bagian ini berfungsi memundurkan atau memajukan saat pengapian ketika beban mesin bertambah atau berkurang. Vacum advancer terdiri atas breaker plate dan vacum advancer, yang bckerjaa tas dasar kevakuman yang terjadi dalam intake manifold. Perhatikan keadaan vacum advancer sebelum bekerja dan saat bekerja pada

5) Busi (spark plug)
Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua
elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar. Percikan bunga api ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan igntion coil.
Antara elektroda tengah dan sisi diberi renggang (gap) sebesar

0,6 - 0,8 mm. Pada celah inilah terjadinya loncatan api listrik
busi. Bagian elektroda elektroda busi ini akan segera menjadi kotor oleh gas-gas sisa pembakaran, oleh karena itu, bagian ini harus dibersihkan pada selang waktu tertentu. Bagian bagian busi selengkapnya ditunjukkan pada

sistem kelistrikan

SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA MOBIL

Advertisement
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang sistem kelistrikan bodi pada kendaraan mobil.
Bagian penting dari kendaraan baik untuk sepeda motor atau mobil adalah sistem kelistrikan bodi termasuk dalam hal ini adalah sistem penerangan (lighting sistem) yang tentunya sangat diperlukan sekali untuk keselamatan pengendara terutama untuk pengendaraan dimalam hari. Sistem kelistrikan bodi ini dibagi menjadi dua :
A.  SISTEM KELISTRIKAN BODI BAGIAN LUAR  
Sistem kelistrikan bodi yang terpasang pada bodi kendaraan untuk bagian luar ini terdapat beberapa sistem lampu dan tanda. Sistem-sistem tersebut yaitu :
  1. Lampu besar/kepala
  2. Lampu tail/belakang
  3. Lampu rem
  4. Lampu jarak/kota
  5. Lampu tanda belok
  6. Lampu hazard
  7. Lampu plat nomor
  8. Lampu mundur
  9. Lampu kabut
  10. Klakson
B.  SISTEM KELISTRIKAN BODI BAGIAN DALAM
Sistem kelistrikan yang terpasang di bagian dalam ini meliputi :
       1. Lampu indicator dan instrument lainya yang terpasang pada dashboard
       2. Lampu ruangan/lampu kabin
Kelistrikan bodi bagian luar.
1.  Lampu besar/kepala
 
                     Gambar : Rangkaian sistem lampu kepala 

Sistem lampu besar/kepala merupakan lampu penerangan yang berfungsi untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan terutama pada malam hari. Pada umumnya lampu besar/kepala ini dilengkapi dengan lampu jarak jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan  dari salah satu switch oleh dimmer switch. Jarak jangkau sinar yang dipancarkan oleh lampu kepala jarak jauh harus dapat melebih 100 m. Ada kalanya lampu besar ini dimainkan (memberikan tanda) pada saat kendaraan kita mau mendahului kendaraan yang berada di depanya.
Ada dua tipe lampu yang digunakan pada lampu besar/kepala yaitu :
a.  Lampu besar tipe sealed beam.
Lampu besar tipe sealed beam ini, dimana penggunaan bola lampunya tidak terpisah, melainkan keseluruhan terpasang menjadi satu unit seperti bola lampu dan filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
 
              Gambar lampu kepala jenis sealdbeam

b.  Lampu besar tipe semisealed beam.
Lampu tipe ini  konstruksinya, berbeda dengan lampu model seald beam, dimana bola lampunya terpisah dengan dudukanya, sehingga kalau suatu saat terjadi kerusakan pada salah satunya, dapat diganti dengan mudah cepat sehingga tidak diperlukan penggantian secara keseluruhan. Misal apabila bola lampunya putus atau terbakar, maka bola lampunya saja yang diganti. Tidak seperti halnya lampu tipe seald beam, kalau terjadi kerusakan maka harus diganti seacara keseluruhan.
Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut:
            -   Bola lampu biasa
            -   Bola lampu Quartz – halogen
 
                          Gambar bola lampu halogen

Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
 
                  Gambar Cara memasang bola lampu halogen
2.  Lampu jarak dan lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini berfungsi untuk memberi isyarat kepada pengendara yang ada dibelakang ada  serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi pengendara yang di beakangnya, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).
 
         Gambar Rangkaian, Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya
3.  Lampu Rem (brake light)
Lampu rem (brake light) berfungsi untuk memberi tanda kepada pengendara yang ada di belakng mau berhenti atau mempelambat laju kendaraan. Sehingga pengendara yang ada dibelakang tahu dan ini juga untuk menghindari terjadinya benturan pada saat melakukan pengereman. Lampu rem ini diberi warna merah dan bola lampunya mempunyai dua buah yang satu untuk lampu kota/belakang. Switch rem terpasang pada bagian pedal, sehingga pada saat melakukan pengereman secara otomatis lampu rem akan menyala.
 
                                             Gambar  Rangkaian lampu rem
4.  Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok atau yang lebh dikenal dengan istilah lampu sein yang dipasang di bagian depan dan belakang ujung kendaraan yang berwarna kuning. Berfungsi  untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. Lampu bisa berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Flasher pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Ada juga yang model tabung dan divariasikan dengan suara. Dalam flasher tanda belok tipe semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya.
 
                         Gambar Rangkaian  lampu tanda belok
5.  Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan pada saat keadaan darurat untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Lampu yang digunakan menyatu dengan lampu tanda belok, tapi pada saat dinyalakan seluruh lampu mengedip serempak depan dan belakang kiri kanan..
  
                                      Gambar Lampu Hazard
6.  Lampu plat nomor
Lampu plat nomor berfungsi untuk  menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.
 
                               Gambar Lampu Plat Nomor
7.  Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan dan berwarna putih berfungsi untuk member tanda kepada pengebdara lain atau orang yang berada dibelakang pada saat kendaraan mundur, Karena lampu mundur switch (saklar) nya dipasang pada transmisi, Lampu mundur akan menyala bila tuas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.
 
                                               Gambar Lampu Mundur

8.  Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang    berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.
 
               Gambar Rangkaian lampu kabut
Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu kabut diaktifkan, arus listrik dari saklar lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sekering dan relay. 
9.  Kelakson

                                Gambar rangkaian kelakson

Kelakson berfungsi untuk memberikan tanda dengan suara/bunyi kepada pengendara lain atau pejalan kaki yang berada di depan kendaraan.
 
             Gambar tombol kelakson pada steer

Kelakson umumnya ada jenis, yaitu :
a. Kelakson elektrik 
 
                          Gambar jenis kelakson elektrik
       
         b. Kelakson angin tau udara
 
                          Gambar jenis Kelakson angin

Kelakson elektrik prinsip kerjanya merubah energy listrik menjadi energy bunyi, hampir setiap kendaraan menggunakan kelakson elektrik ini. Sedangkan kelakson angin menggunakan tekanan tiupan angina tau udara untuk menghasilkan bunyi.
Kelistrikan bodi bagian dalam
1.  Lampu ruangan (dome light)
Lampu ruangan atau lampu kabin berfungsi untuk menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.
                          Gambar Lampu ruangan
2.  Lampu Instrumen Panel (lampu meter).
Lampu instrumen panel terpasang pada bagian dashboard digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi. Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala. Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara.
1)  Bola lampu model single - end 
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single - end dan double filament pada bola lampu  single end.
         Gambar Jenis bola lampu single - end
Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.

Mengganti bola lampu
Tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
Memasang bola lampu
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari cara melepasnya.
 
          Gambar Mengganti dan Memasang bola lampu

Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu.

2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan langsung dengan socket terminal.
                Gambar Bola lampu wigde - base
Mengganti bola lampu
Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan.
Memasang bola lampu
Dorong/tekan bola lampu pada lubang socket
             Gambar Memasang dan melepas bola lampu
3)  Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada gambar berikut:
Memperbaiki / mengganti bola lampu
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar bola lampu tersebut.
Memasang bola lampu
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong / tekan yang     lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.
                      Gambar Bola lampu dengan ujung ganda